Adalah sebuah blog yang menguraikan sisi lain dari kisah perjalanan hidup seorang Deni Hidayat
Senin, 12 Januari 2009
Belajar Mencintai.....
Belajar mencintai apa yang kita miliki...
Tidak terasa sudah dua tahun lebih saya bekerja di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terletak di Kalimantan Tengah ini. Sebuah perkebunan milik asing dari investor yang berkedudukan di Srilanka.
Pada awalnya saya merasa bangga ketika saya diterima di perusahaan ini. Apalagi pada saat itu banyak teman-teman yang belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Segala sesuatu saya persiapkan untuk mulai menjalani kehidupan yang baru sebagai karyawan sebuah perusahaan dan meninggalkan pulau jawa yang selama ini mengajarkan kehidupan kepada saya.
Setelah beberapa bulan berjalan saya mulai merasa tidak nyaman, tertekan, tidak betah dan merasa aingin pergi melarikan diri dari kontrak yang sudah saya sepakati sebelumnya.
Waktu pun terus berjalan kejenuhan terus membumbung tinggi dan pekerjaanpun tidak dijalani dengan serius bahkan pekerjaan yang menjadi rutinitas keseharian serasa terus menghimpit dada hingga sesak sulit bernafas.
Hari demi hari berjalan berlalu seperti air mengalir hanya mengikuti arus tanpa ada rasa optimis sedikitpun.
Suasana kerja yang tidak nyaman, tuntutan target yang tinggi, fasilitas yang minim, sangat membuat saya jenuh yang berkepanjangan, apalagi teman-teman juga mersakan hal yang sama dengan saya, hingga saya memohon kepada pihak management untuk mengakhiri masa kontrak kerja saya. Namun apalah daya kontrak tidak bisa diputus begitu saja. Saya harus tetap menjalani kontrak yang sudah saya sepakati.
Banyak perasaan kecewa yang di dapatkan, ketidakadilan, makin menambah ketidakbetahan saya bekerja disini, mungkin karena saya kurang mensyukuri apa yang sudah saya dapatkan selama ini.
Tak terasa waktupun terus bergulir, satu tahun sudah saya lewati. Status pun mulai berubah dari "Management Trainee" menjadi "Field Assistant". Tentunya dengan perubahan status tanggung jawabpun makin bertambah besar. Namun perubahan status ini tidak serta merta merubah hak hak yang seharusnya di dapatkan. namun saya harus tetap berusaha untuk tetap bekerja disini karena msa kontrak kerja masih 1 tahun kedepan lagi.
Saya pun mulai banyak pelajaran-pelajaran yang tidak saya dapatkan selama saya dibangku kuliah, terutama dalm bidang kerja yang sekarang saya tekuni ini. Apalgi saya menyandang status sebagai FA yang membawahi beberapa orang non staf dan puluhan buruh kasar. banyak hal yang saya bisa ambil sebagi pelajaran dari apa yang saya alami, saya perbuat selama ini. bagaimana membuat sebuah perencanaan, pelaksanaan, hambatan yang dihadapi dan hasil yang diperoleh ternyata memberikan suatu kepuasan tersendiri yang tidak disadari.
Sharing dengan teman-teman yang mempunyai posisi sama dengan saya, yang bekerja pada perusahaan yang lain, membuat saya merasa lebih beruntung. Ternyata selama bekerja disini, saya mendapatkan tambahan ilmu yang tidak didapatkan oleh orang lain yang mempunyai pekerjaan yang sama dengan saya.
To be continued......
Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia, namun proyeksi ke depan memperkirakan bahwa pada tahun 2009 Indonesia akan menempati posisi pertama.
Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
Botani
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
* Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
* Mesoskarp, serabut buah
* Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
Syarat hidup
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
Tipe kelapa sawit
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari
* Dura,
* Pisifera, dan
* Tenera.
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.
Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.
Hasil tanaman
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.[1]
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Sejarah perkebunan kelapa sawit
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911.
Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angka tahun 1940.[2]
Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil (buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih Malaya (lalu Malaysia).
Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif.
Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.
diambil dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit
Jumat, 09 Januari 2009
Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hambanya.
Saya adalah seorang staff salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di kalimantan tengah. Alhamdulillah saya menjabat sebagai "Field Assistant". Saya membawahi beberapa "Field Supervisor" dan puluhan karyawan harian.
Alhamdulillah dengan jabatan yang kumiliki saya banyak belajar tentang berbagai hal, terutama hal-hal yang berhubungan dengan sosial yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah dulu.
Suatu saat di perusahaan saya di buka lowongan untuk driver Dum Truck, dua orang karyawan saya ikut mendaftar mendaftar. Mereka minta izin dan doanya dari saya agar mereka bisa lulus tes. Salah satu diantaranya sampai datang ke rumah meminta bantuan supaya dia bisa lulus dan diterima menjadi driver.
"Pak, saya minta bantuan dari Bapak supaya saya lulus tes dan saya bisa diterima jadi driver, tapi maaf pak saya tidak punya apa-apa. Dia berkata seraya meminta maaf karena dia tidak punya uang untuk ucapan terima kasih (sogok).
Saya menjawab dengan sedikit kecewa ternyata mereka masih suka cara-cara "money politik" dan mereka anggap semuanya bisa dinilai dengan uang."Saya tidak perlu apa-apa, saya akan bantu selama saya mampu. Sebenarnya saya kecewa kepada kamu, kenapa kamu berfikir seolah-olah saya berharap balasan uang karena saya bantu kamu. Terus terang saya tidak suka dengan sikap seperti itu.
Dia diam seraya minta maaf atas sikapnya.
Saya janji saya akan bantu semampu saya. Dan saya buatkan surat rekomendasi yang dilampirkan didalam surat lamarannya.
Beberapa hari kemudian saya kirim surat lamarannya bersamaan dengan surat rekomendasi yang saya buat ke kantor HRD. Karena dia tidak punya alat komunikasi, akhirnya saya pun bersedia menjadi penghubung antara HRD dan karyawan saya itu.
Beberapa hari setelah pengiriman surat itu, saya dikabari bahwa karyawan saya dipanggil untuk ikut tes tulis, wawancara, tes kesehatan dan driver test.
Untuk beberapa hari saya izinkan dia tidak masuk kerja untuk mengikuti serangkaian test tersebut.
Beberapa hari kemudian setelah test-test tersebut usai, dia datang kembali ke rumah dengan wajah ceria dan penuh harapan. Dia cerita selama dia ikut test. Di wajahnya tersirat sebuah harapan. Harapan besar untuk diterima menjadi driver Dum Truck.Dalam hati saya pun memohon kepadaNya, supaya Dia berkenan mengabulkan harapannya.
Namun saya tetap memberikan nasihat, agar dia tetap siap menghadapi kenyataan kalau seandainya dia tidak lulus. Karena semua itu tidak terlepas dari takdir Yang Maha Kuasa. Kita hanya bisa berencana, berusaha dan berdo'a.
Hasil test yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar juga. Saya diberi tahu oleh HRD tentang hasil test dua orang karyawan saya yang ikut test tersebut. Alhamdulillah 1 orang diterima, namun seorang lagi (dia yang datang kerumah dan mempuanyai impian besar) tidak lulus.
Saya kabarkan hasil test ini kepada ke2 orang karyawan saya.
Beberapa hari berjalan, seperti biasa dia kembali bekerja di lapangan bersama teman-teman nya yang lain, namun ada perubahan sikap, dia menjadi lebih pendiam dan murung. Hingga suatu saat dia mendapat skors dari Field supervisor saya.
Saya juga menyesal atas kejadian ini, namun saya yakin dan saya percaya bahwa ini adalah yang terbaik buat dia.
Suatu malam saya kirimkan SMS ke no hp temannya, bahwa saya memanggilnya untuk datang ke rumah.
Di sela hujan-hujan yang rintik yang mengguyur komplek perumahan kami dia dan temannya yang saya SMS datang ke rumah memenuhi panggilan saya. Kebetulan di rumah saya kedatangan tamu. Akhirnya kami berempat berbincang. Saya mulai dengan pembicaraan kesana kemari, macam-macam yang kami bicarakan.
Akhirnya sampai pulalah pada inti pembicaraan.
Saya mulai tanya kepadanya, kenapa belakangan ini saya lihat dia kerja tidak bersemangat bahkan selalu murung, bahkan sampai harus dapat skors segala.
Mulanya dia diam saja tidak mau berterus terang. Akhirnya saya langsung memberikan sedikit pandangan padanya karena saya tahu persis penyebab perubahan sikapnya itu.
Saya bilang " rugi kalau kita hanya menyesali apa yang sudah terjadi, kita harus lihat masa depan, jalan hidup kita masih panjang. Sayang waktu kita kalau hanya dipakai untuk memikirkan apa yang sudah terjadi, apalagi sampai iri dengan apa yang didapatkan oleh orang lain". Saya juga bilang padanya "sabar dan tetap yakin pada Nya pada apa yang semua terjadi pada kita, apa yang diperoleh kita saat ini, itulah takdir dan itulah yang terbaik buat kita. Insya Allah Allah telah menyiapkan yang lebih baik untuk kita, yang penting kita yakin, sabar, ikhlas dan terus berusaha.
Beberapa hari kemudian dia datang kepada saya, memohon izin untuk beberapa hari tidak masuk kerja karena dia harus nunggu keluarganya di rumah sakit. Saya izinkan. Cukup lama dia tidak kembali.
Suatu hari saat jam istirahat siang antara sadar dan tidak saya engar pintu rumah di ketuk dan ada yang panggil saya. Saya dalam nikmatnya isatirahat siang kurang mempedulikan dan saya terus nikmati tidur siang saya. Namun ketukan dan suara panggilan itu makin terdengar jelas, ternyata ketukan itu dan sesosok wajah muncul di balik jendela kamar saya.
Saya bergegas pakai baju, karena saat tidur tadi saya tanggalkan dan menggantung baju saya di pintu kamar.
Dia sosok yang saya kenal, saya langsung buka pintu rumah dan mempersilahkan masuk.
Wajah yang biasa tampak murung sekarang tampak "sumringah" dan lebih rapi.
Sekarang dia telah bekerja sebagai driver di sebuah distributor bahan kimia (herbisida, pestisida) perkebunan. Dia cerita panjang lebar, mulai dia kerja, tempat tinggal dll, hingga dia minta maaf karena dia tidak bisa mengambil gajinya dan minta bantuan saya untuk mengambilkan gajinya untuk dibayarkan pada seorang tetangganya.
Namun satu hal yang membuat saya tersentuh dan bangga dia berkata pada saya, "Iya pak, sekarang saya sudah mendapat yang lebih baik".
Saya bersyukur dalam hati mudah-mudahan dia akan terus seperti itu, keceriaan di wajahnya dan selalu yakin akan apa yang diberikan padanya adalah yang terbaik dan Allah akan selalu memberikan yang terbaik.......
Kisah ini adalah kisah nyata.
Mudah-mudahan Kisah ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua
Sabtu, 03 Januari 2009
Sawitku......
Dari sinilah roda perekonomian, perindustrian mualai di gulirkan, dari seorang bapak yang memegang cangkul, dari seorang ibu yang menggendong pupuk.....
Langganan:
Postingan (Atom)