Adalah sebuah blog yang menguraikan sisi lain dari kisah perjalanan hidup seorang Deni Hidayat
Jumat, 09 Januari 2009
Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hambanya.
Saya adalah seorang staff salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di kalimantan tengah. Alhamdulillah saya menjabat sebagai "Field Assistant". Saya membawahi beberapa "Field Supervisor" dan puluhan karyawan harian.
Alhamdulillah dengan jabatan yang kumiliki saya banyak belajar tentang berbagai hal, terutama hal-hal yang berhubungan dengan sosial yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah dulu.
Suatu saat di perusahaan saya di buka lowongan untuk driver Dum Truck, dua orang karyawan saya ikut mendaftar mendaftar. Mereka minta izin dan doanya dari saya agar mereka bisa lulus tes. Salah satu diantaranya sampai datang ke rumah meminta bantuan supaya dia bisa lulus dan diterima menjadi driver.
"Pak, saya minta bantuan dari Bapak supaya saya lulus tes dan saya bisa diterima jadi driver, tapi maaf pak saya tidak punya apa-apa. Dia berkata seraya meminta maaf karena dia tidak punya uang untuk ucapan terima kasih (sogok).
Saya menjawab dengan sedikit kecewa ternyata mereka masih suka cara-cara "money politik" dan mereka anggap semuanya bisa dinilai dengan uang."Saya tidak perlu apa-apa, saya akan bantu selama saya mampu. Sebenarnya saya kecewa kepada kamu, kenapa kamu berfikir seolah-olah saya berharap balasan uang karena saya bantu kamu. Terus terang saya tidak suka dengan sikap seperti itu.
Dia diam seraya minta maaf atas sikapnya.
Saya janji saya akan bantu semampu saya. Dan saya buatkan surat rekomendasi yang dilampirkan didalam surat lamarannya.
Beberapa hari kemudian saya kirim surat lamarannya bersamaan dengan surat rekomendasi yang saya buat ke kantor HRD. Karena dia tidak punya alat komunikasi, akhirnya saya pun bersedia menjadi penghubung antara HRD dan karyawan saya itu.
Beberapa hari setelah pengiriman surat itu, saya dikabari bahwa karyawan saya dipanggil untuk ikut tes tulis, wawancara, tes kesehatan dan driver test.
Untuk beberapa hari saya izinkan dia tidak masuk kerja untuk mengikuti serangkaian test tersebut.
Beberapa hari kemudian setelah test-test tersebut usai, dia datang kembali ke rumah dengan wajah ceria dan penuh harapan. Dia cerita selama dia ikut test. Di wajahnya tersirat sebuah harapan. Harapan besar untuk diterima menjadi driver Dum Truck.Dalam hati saya pun memohon kepadaNya, supaya Dia berkenan mengabulkan harapannya.
Namun saya tetap memberikan nasihat, agar dia tetap siap menghadapi kenyataan kalau seandainya dia tidak lulus. Karena semua itu tidak terlepas dari takdir Yang Maha Kuasa. Kita hanya bisa berencana, berusaha dan berdo'a.
Hasil test yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar juga. Saya diberi tahu oleh HRD tentang hasil test dua orang karyawan saya yang ikut test tersebut. Alhamdulillah 1 orang diterima, namun seorang lagi (dia yang datang kerumah dan mempuanyai impian besar) tidak lulus.
Saya kabarkan hasil test ini kepada ke2 orang karyawan saya.
Beberapa hari berjalan, seperti biasa dia kembali bekerja di lapangan bersama teman-teman nya yang lain, namun ada perubahan sikap, dia menjadi lebih pendiam dan murung. Hingga suatu saat dia mendapat skors dari Field supervisor saya.
Saya juga menyesal atas kejadian ini, namun saya yakin dan saya percaya bahwa ini adalah yang terbaik buat dia.
Suatu malam saya kirimkan SMS ke no hp temannya, bahwa saya memanggilnya untuk datang ke rumah.
Di sela hujan-hujan yang rintik yang mengguyur komplek perumahan kami dia dan temannya yang saya SMS datang ke rumah memenuhi panggilan saya. Kebetulan di rumah saya kedatangan tamu. Akhirnya kami berempat berbincang. Saya mulai dengan pembicaraan kesana kemari, macam-macam yang kami bicarakan.
Akhirnya sampai pulalah pada inti pembicaraan.
Saya mulai tanya kepadanya, kenapa belakangan ini saya lihat dia kerja tidak bersemangat bahkan selalu murung, bahkan sampai harus dapat skors segala.
Mulanya dia diam saja tidak mau berterus terang. Akhirnya saya langsung memberikan sedikit pandangan padanya karena saya tahu persis penyebab perubahan sikapnya itu.
Saya bilang " rugi kalau kita hanya menyesali apa yang sudah terjadi, kita harus lihat masa depan, jalan hidup kita masih panjang. Sayang waktu kita kalau hanya dipakai untuk memikirkan apa yang sudah terjadi, apalagi sampai iri dengan apa yang didapatkan oleh orang lain". Saya juga bilang padanya "sabar dan tetap yakin pada Nya pada apa yang semua terjadi pada kita, apa yang diperoleh kita saat ini, itulah takdir dan itulah yang terbaik buat kita. Insya Allah Allah telah menyiapkan yang lebih baik untuk kita, yang penting kita yakin, sabar, ikhlas dan terus berusaha.
Beberapa hari kemudian dia datang kepada saya, memohon izin untuk beberapa hari tidak masuk kerja karena dia harus nunggu keluarganya di rumah sakit. Saya izinkan. Cukup lama dia tidak kembali.
Suatu hari saat jam istirahat siang antara sadar dan tidak saya engar pintu rumah di ketuk dan ada yang panggil saya. Saya dalam nikmatnya isatirahat siang kurang mempedulikan dan saya terus nikmati tidur siang saya. Namun ketukan dan suara panggilan itu makin terdengar jelas, ternyata ketukan itu dan sesosok wajah muncul di balik jendela kamar saya.
Saya bergegas pakai baju, karena saat tidur tadi saya tanggalkan dan menggantung baju saya di pintu kamar.
Dia sosok yang saya kenal, saya langsung buka pintu rumah dan mempersilahkan masuk.
Wajah yang biasa tampak murung sekarang tampak "sumringah" dan lebih rapi.
Sekarang dia telah bekerja sebagai driver di sebuah distributor bahan kimia (herbisida, pestisida) perkebunan. Dia cerita panjang lebar, mulai dia kerja, tempat tinggal dll, hingga dia minta maaf karena dia tidak bisa mengambil gajinya dan minta bantuan saya untuk mengambilkan gajinya untuk dibayarkan pada seorang tetangganya.
Namun satu hal yang membuat saya tersentuh dan bangga dia berkata pada saya, "Iya pak, sekarang saya sudah mendapat yang lebih baik".
Saya bersyukur dalam hati mudah-mudahan dia akan terus seperti itu, keceriaan di wajahnya dan selalu yakin akan apa yang diberikan padanya adalah yang terbaik dan Allah akan selalu memberikan yang terbaik.......
Kisah ini adalah kisah nyata.
Mudah-mudahan Kisah ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar