Kamis, 13 Januari 2011

Hujan Pembawa Berkah Bukan Pembawa Bencana

Mengapa orang selalu menyalahkan hujan sebagai penyebab bencana?
Keep positive thinking. Please...

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Ar Ruum : 41).



Ayat tersebut sudah cukup menjelaskan, siapa yang menyebabkan kerusakan.
Siapa yang meyebabkan banjir? hujan atau manusia?
Siapa yang menggunduli hutan-hutan di Kalimantan? Siapa yang menjadikan daerah resapan air di Puncak dan Bogor menjadi bangunan beton?

Apakah dahulu sebelum semua di tebang, semua di beton, terjadi banjir?
Patutkah hujan di salahkan sebagai penyebab bencana?

Hujan

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.

Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Pengukur hujan (ombrometer) standar

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.

Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil.

Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan.

Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam.

Banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak atsiri yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.

Jenis-jenis hujan

Untuk kepentingan kajian atau praktis, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau curah hujannya.

Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya

* Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
* Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
* Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
* Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
* Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.


Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya

* Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
* Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius
* Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius
* Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm.


Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)

* hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
* hujan lebat, 50-100 mm per hari
* hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari

Hujan buatan

Sering kali kebutuhan air tidak dapat dipenuhi dari hujan alami. Maka orang menciptakan suatu teknik untuk menambah curah hujan dengan memberikan perlakuan pada awan. Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rain-making), atau sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding).

Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi jelas bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah.

Bahan yang dipakai dalam hujan buatan dinamakan bahan semai.

Catatan di pagi hari


Sejak dini hari tadi hujan mengguyur Banjarmasinku, sampai pagi ini pun sisa-sisa rintikan hujan masih belum mau berhenti menetes pelan tapi pasti. Pagi yang kurang bersahabat, Astaghfirullah... kufur nikmat kalau aku berfikiran seperti itu, meskipun sedikit menyulitkanku, tapi aku harus tetap bersyukur atas hujan pagi ini.

Ya... tugas mengharuskanku tuk tetap memacu kuda jepangku, Si Blade hitam-merah ku yang selalu menemaniku dalam menjalani tugas keseharianku.
Nasi goreng yang sudah ku buat pagi ini segera ku masukkan ke dalam tempat nya untuk sarapan di kantorku nanti, jas hujan hijau ku segera ku kenakan, sepatu ku bungkus dengan plastik putih supaya tidak basah dan kotor. Aku hanya mengenakan sendal jepit saja pergi ke kantor, ya sedikit mengorbankan kaki kotor lah dari pada sepatu ku yang kotor heheheheh.

Sampai juga akhirnya di kantor, tanpa melepaskan jas hujan yang kukenakan, aku langsung menuju ke ruangan absen tuk menunjjukkan jariku ke dalam mesin aneh yang dia cuma mau terima jari bukan muka atau pun bagan tubuh yang lainnya. Teknologi memang sudah maju sekarang, beberapa tahun kedepan entah mesin apa lagi yang akan di pakai untuk absensi pegawai.

Kantor terasa masih lengang... "Kai" Sekurity yang biasa menantiku di depan pintu masuk kantor tak terlihat pagi ini, mungkin karena hujan rintik masih belum mau reda kai. Jum'at... ya hari ini hari Jum'at tanggal 14 Januari 2011, hari yang panjang di kantorku, karena hari ini kami harus pulang setengah lima sore nanti.
Alhamdulillah, hari ini suasana hatiku terasa lebih senang, gembira, rasanya jauh dari rasa susah, terima kasih "teman2 kerja ku, teman dunia maya ku" yang telah membuatku senang mengawali pagi ini. Semoga tetap seperti ini.

(Kai = Kakek)

Rabu, 12 Januari 2011

Tak seperti saat itu lagi

Saat itu aku masih tinggal di sebuah kota yang dikenal sebagai kota hujan atau kota seribu angkot orang menyebutnya di provinsi jawa barat, menempuh hidup jauh dari orang tua untuk menimba ilmu di sebuah perguruan tinggi negeri di kota itu.

Saat itu aku belajar hidup, mengatur hidupku sendiri, mengatur keuangan, mengatur jadwal dan mengatur segalanya. Ya... saat itu aku berhasil menjalaninya, menjalani kehidupan, temanku banyak, pergaulanku oke, studiku lulus dengan predikat sangat memuaskan, Alhamdulillah...

Tak terasa sudah 4 tahun aku meninggalkan masa itu, ya... sekarang aku memasuki kehidupan yang benar-benar nyata, inilah saatnya saya menjadi diri saya sendiri, sebagai warga negara, sebagai abdi negara, sebagai seorang hamba, sebagai soerang anak, sebagai... sebagai... dan sebagai...

Ya, hari ini sudah sangat jau berbeda dengan saat itu