Selasa, 29 Maret 2011

Last Breath



From those around I hear a Cry,
A muffled sob, a Hopeless sigh,
I hear their footsteps leaving slow,
And then I know my soul must Fly!
A chilly wind begins to blow,
Within my soul, from Head to Toe,
And then, Last Breath escapes my lips,
It's Time to leave. And I must Go!
So, it is True (But it's too Late)
They said: Each soul has its Given Date,
When it must leave its body's core,
And meet with its Eternal Fate.
Oh mark the words that I do say,



Who knows? Tomorrow could be your Day,
At last, it comes to Heaven or Hell
Decide which now, Do NOT delay!
Come on my brothers let us pray
Decide which now, Do NOT delay!
Oh God! Oh God! I cannot see!
My eyes are Blind! Am I still Me
Or has my soul been led astray,
And forced to pay a Priceless Fee
Alas to Dust we all return,
Some shall rejoice, while others burn,
If only I knew that before
The line grew short, and came my Turn!
And now, as beneath the sod
They lay me (with my record flawed),
They cry, not knowing I cry worse,
For, they go home, I face my God!
Oh mark the words that I do say,
Who knows, Tomorrow could be your Day,
At last, it comes to Heaven or Hell
Decide which now, Do NOT delay !
Come on my brothers let's pray
Decide which now, do not delay ....



Courtesy of Bukhatir.org

Sabtu, 26 Maret 2011

Mimpi itu menyadarkanku



Berawal dari sebuah mimpi yang akhirnya ku sadari dan ku tahu sifat diriku.
Malam ini tak biasanya badanku terasa lemah capek dan sakit2. Menunggu tukang pijat panggilan yang hingga hari ini tak bisa datang. Ku buka laptopku hanya tuk sekedar buka FB dan edit kerjaanku di kantor siang tadi. Badan lemah, lesu tidak bergairah namun mata tak kunjung jua lelah dan mengatupkan kelopaknya.

Tiada yang spesial yang ku buka malam ini, seperti malam-malam yang sudah-sudah. Tak ada kabar bagus, kabar gembira ataupun kabar sedih, yang ada hanya kabar datar yang mengambang di antara kabar-kabar yang terpapar rapi dalam dinding setiap orang. Semua biasa tak ada yang istimewa.

Malampun semakin larut, hanya sepi, sunyi nya malam yang menemani. Sesekali terdengar bunyi gemericit suara tikus yang berlarian di kolong rumah diatas air.
Seperti biasa ku masih sendiri.
Tak sadar, kelopak matapun turun menutupi bola lensa dwi warna di dalamnya. Roh ku mulai melayang menjelajahi alam bawah sadarku entah ke mana dia pergi, hingga tiba di suatu tempat dimana masa remaja yang masih menikmati alam remajanya, saat itu aku dengan asiknya bermain sepeda ria. Tanpa kusadari sepeda yang ku naiki ternyata rusak, ada seseorang yang memang sengaja merusaknya, aku langsung berhenti dan turun dan ku teriak marah-marah lalu ku banting sepeda tersebut hingga hancur berantakan. Bukannya di betulkan malah tambah di hancurkan. Barulah setelah hancur lebur ku menyesal.

Saat itu juga ku bangun terjaga dari mimpiku, Astaghfirullah... mimpi ini pertanda apa? Mudah-mudahan bukan pertanda buruk. Saat itu fikiranku melayang ke masa lalu, kejadian ini pernah terulang dalam kehidupan nyataku dalam alam sadarku. Beberapa tahun silam tepatnya di sebuah tempat di Kalimantan Tengah. Hanya gara-gara fikiranku yang sedang kacau, kalut, aku merusak, membanting MP4 playerku hingga hancur berantakan, padahal benda itu ku beli dengan uang lelah, peluh keringat, jerih payah, yang saat itu gajiku belum seberapa, MP4 player itu ku beli dengan harga 500 ribu rupiah, uang yang tak sedikit jumlahnya, tak lagi berbentuk hancur remuk redam. Sesal muncul setelah semua terjadi tak bisa ku kembalikan ke bentuk semula, Astaghfirullah... mimpi ini menyadarkanku akan sifatku yang emosional, temperamental, lebih mengutamakan hawa nafsu di banding akal sehat...
Ku mengngat ingat berapa orang yang telah tersakiti, terkecewakan dan terkhianati akibat sifatku ini, Yaa Rabb apakah sahabat-sahabatku itu akan memaafkanku???

Sahabat, saudara mohon maaf atas segala salah dan khilaf ku yang sengaja ku buat atau tak sengaja ku buat, aku tak mau kehilangan sahabat-sahabat terbaik seperti kalian....

Banjarmasin, 26 Maret 2011

Jumat, 25 Maret 2011

Aku masih berdiri



Aku masih berdiri di sini
Di tanah gersang berpasir tak bertepi
Menunggu angin
Menunggu ombak dan menunggu matahari

Aku masih berdiri di sini
Di tanah basah berair tak bertepi
Menunggu hujan
Menunggu badai dan rembulan

Aku masih berdiri di sini
Di tanah merah yang subur tak bertepi
Menunggu awan
Menunggu senyum sebuah harapan

Aku masih berdiri di sini
Di tepian hati yang bimbang tak bertepi
Menunggu jawaban
Menunggu damai dan kehangatan

Entah,
Entah sampai kapan ku harus berdiri di sini
Menanti sebuah harapan, sebuah impian hingga jadi kenyataan

Entah,
Entahlah ku harus kembali
Tinggalkan semua harapan, mimpi dan kenyataan


Tanah Borneo Maret 2011

Jumat, 18 Maret 2011

Syukur




Sore ini aku jadwal piket jaga kapal di pelabuhan Trisakti, ya meskipun aga telat sedikit ku tetep bisa inspeksi isi perut KM Marina Nusantara. Tidak ada yang mencurigakan... aman, Alhamdulillah.
Hmmmm... satu lagi kapal yang harus di tunggu KM Gerbang Samudra, masih cukup lama masih sempat untuk berkeliling jalan sebentar atau ngobrol2 ma orang2 di pelabuhan.
Namun aku dan kedua temenku RI dan MY memutuskan jalan sebentar cari “pentol” sejenis makanan yang terbuat dari tepung tapioka, tepung terigu dan cincangan daging yang di bentuk bulat-bulat dan di kukus atau dalam bahasa lain di kenal dengan “cilok” atau “baso tusuk”.
Tujuan pertama kami menyusuri Jl. Sutoyo S siapa tau paman yang jualan pentol ini kami temukan di jalan ini, hingga hampir sampe di kantor tempat kami bekerja ternyata tak satupun penjual pentol kami temukan, kami pun putar balik menuju kembali ke arah pelabuhan dan menyusuri jalanan pelabuhan hingga ke area peti kemas.
Tepat di depan kantor Tiki di situlah kami temukan sesosok penjual pentol sama gerobak dan satu orang penikmat pentol yang dengan lahapnya memangsa pentol. Hmmmmmm....
Tak pikir lama kami pun masuk halaman kantor tersebut, melihat kami masuk ke tempat itu seorang penikmat pentol itu pun segera menyelesaikan santapannya dan kemudian masuk ke kantor Tiki, malu kali ada 1 orang cakep dan 2 orang cantik masuk wekekekekekekek...
Kami bertiga langsung serbu dandang isi pentol tersebut, kami pun terlibat perbincangan dengan penjual pentol tersebut.

Perbincangan cukup seru, kami terlibat perbincangan masalah pekerjaan, karena pada saat itu kami masih memakai seragam dinas lengkap dengan segala atributnya yang tampak gagah heheheheheheheheheheh...
Dia menganggap enak kami sudah jadi pegawai, saya bialng aja “kebun tetangga selalu terlihat lebih hijau dari pada kebun kita sendiri, mas bisa bilang seperti itu karena mas belum merasakan gimana rasanya jadi pegawai”.
Dia menjawab “Tapi enak mas tiap bulan dapet gaji”
“Akhir bulan kering lagi” saya menimpalinya.
“mas kalo jualan pentol hari itu dapet lima puluh ribu, bisa langsug di pakai, nah kalo kami harus nunggu satu bulan dulu” “saya punya temen S1 di Barabai jualan pentol juga, saya ajak dia kerja dia gak mau malah memilih jualan pentol, dia sekarang dah punya mobil lho...” temanku pun menimpalinya.
“iya mas syukuri aja apa yang ada” tandasnya.
Saya pun menimpalinya “yang penting halal, kenapa mesti malu”
Cerita pun terus berlanjut dan ternyata dia adalah seorang mahasiswa dari fakultas hukum perguruan tinggi swasta di Jawa, istrinya baru menyelesaikan studi, S1 pendidikan, dia sempat menunjukkan kartu mahasiswa nya kepada saya. Dia bilang selesaikan satu-satu dulu. Aku salut, terharu ternyata ada orang yang untuk menghidupi keluarga dan membiayai pendidikannya harus berjuang di tanah kalimantan dengan mendorong gerobak pentol, dengan semangat tanpa rasa malu. Terimakasih mang aku dapat pelajaran berharga di sore ini.

Fabiayyi Aalaai Rabiikumaa Tukadzdzibaan....
Apakah pernah tersirat di benak kita, kita harus berjuang seperti itu untuk menempuh, menikmati dunia pendidikan hingga mengantarkan kita seperti ini?

Selesai makan kami pun beranjak dan kembali ke pelabuhan. Sesampainya di pelabuhan dan memarkir motor saya pun gneloyor menuju kursi yang di situ ada seorang petugas dari KM Gerbang Samudra, dan kami pun mengobrol mulai dari berkenalan dan akhirnya terlibat perbincangan tentang pekerjaan masing2, dia merasa gak betah di tempatkan di Banjarmasin alasan nya lucu karena sulit makan nasinya gak cocok saya pun ketawa geli mendengarnya, maklum lah di Banjarmasin nasinya yang cukup sulit di pegang gak seperti nasi jawa yang pulen.
Saya bilang saja ke dia Saya bersyukur di tempatkan di Banjarmasin, karena di banding dulu ketika saya kerja di sampit, Banjarmasin jauh lebih baik dari pada Sampit. “Wajar mas, mas masih baru di sini belum terbiasa, saya pun dulu begitu, tapi sekarang dah terbiasa” saya mencoba menyemangatinya, maklum dia baru saja 2 bulan di tempatkan di sini, jadi masih dalam masa penyesuaian. Tak lama waktu kami pun bercengkrama karena ternyata di belakang kapal dah hampir sandar saya pun berpamitan tuk melanjutkan tugas.

Ya memang apapun yang kita dapet ternyata tergantung cara kita menyikapinya dan cara kita mensyukurinya.
Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bersyukur.

Banjarmasin 18 Maret 2011 Senja hari di sela-sela tugas jaga

Kamis, 17 Maret 2011

Munajatku...



Sebenarnya aku bingung apa yang mau ku tulis malam ini.
Tapi entah kenapa ingin banget rasanya ku menapaki keyboard toshiba ku saat ini.
Di tengah kesunyian malam, di temani tv yang menyala yang tak begitu ku hiraukan, sesekali hp di sampingku berbunyi tandanya sms masuk, ada sms yang nyasar ada juga memang temen yang ngajak smsan hehehehehe nyari temen ngobrol kali...

Sudah lama rasanya ku tak curhat dengan Tuhanku, tak bercerita manja kepada Nya, memohon, meminta dengan sungguh kepada Nya, entah kenapa ba’da shalat maghrib ini ku merasakan kerinduan itu, rindu bertemu dengan Nya, rindu menyampaikan keluh kesahku pada Nya, rindu menangis di hadapan Nya.

Yaa Rabb... rasanya ku tlah jauh melangkah,
Begitu jauh meninggalkan Mu
Kini, malam ini aku bersujud di hadapan Mu
Ingin merasakan kedamaian Mu
Ingin kembali menggapai ridha Mu

Yaa Rabb, ampunilah dosa ku dan dosa kedua orang tuaku,
Sayangilah mereka seperti meraka menyayangiku tatkala aku kecil,
Yaa Rabb tunjukilah kami jalan yang Kau ridhai
Bukan jalan orang-orang yang sesat dan Kau murkai

Yaa Rabb janganlah Kau jadikan hati hamba keras,
Hingga tak lagi bisa mendengarkan perintah Mu
Yaa Rabb janganlah Kau jadikan hati hamba beku
Hingga tak bisa lagi meninggalkan larangan Mu,
Yaa Rabb... Yaa Muqallibal Quluub...
Tsabbit Qalbii ‘alaa Diinik...

Ya Rabb... jadikanlah hamba pecinta Mu
Pecinta Rasul dan Nabi Mu
Pecinta orang-orang yang cinta kepada Mu
Pecinta orang-orang yang mencinta Rasul dan Nabi Mu

Yaa Rabb jika Engkau mencabut nyawaku
Ambillah hamba di saat hamba bersujud kepada Mu
Di saat hamba berada dalam Majlis Mu
Di saat hamba berada di sekeliling pecinta Mu

Yaa Rabb...
Hamba bukanlah orang yang sempurna,
Yang mudah berpaling dari perbuatan dosa
Tapi hamba memohon kepada Mu, matikanlah hamba dalam taat kepada Mu

Yaa Rabb...
Hamba bukanlah orang yang pantas masuk ke surga Mu
Tapi hamba juga tak sanggup menahan siksa api neraka Mu
Jika Engkau tak ampuni hamba
Maka kepada siapa lagi kah hamba memohon ampun

Yaa Rabbi Bil Musthafaa...
Balligh Maqaashiidanaa...
Waghfirlanaa Maa Maadhaa...
Yaa Waasi’al Karaami




Banjarmasin, 17 Februari 2011 Ba’da Isya menuju setengah malam pertama

Rabu, 16 Maret 2011

Rabitah



Sesungguhnya Engkau tahu..
Bahwa hati ini telah berpadu
Berhimpun dalam naungan cinta Mu

Bertemu dalam ketaatan
Bersatu dalam perjuangan
Menegakkan syari'at dalam kehidupan


Kuatkanlah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan-jalannya
Terangilah dengan cahyaMu
Yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
Dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padaMu
Hidupkan dengan ma'ripatMu
Matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela....


Izzatul Islam

Selasa, 15 Maret 2011

Persahabatan



Menjaga persahabatan layaknya merawat bibit tanaman. Bibit itu akan tumbuh subur jika di tanam di media yang sesuai, dia perlu di siram agar tidak layu kekeringan, dia perlu di pupuk supaya bisa tumbuh dengan subur, dia juga perlu di jaga agar tidak di ganggu dengan hama penyakit juga gulma.

Begitu halnya dengan persahabatan, dia akan tumbuh subur dalam kondisi yang kondusif, dia perlu di siram dengan cinta dan kasih sayang, di pupuk dengan kepercayaan dan di jaga dengan komunikasi. Kata terimakasih dan maaf serta sedikit pujian atau sanjungan memeberikan bumbu dalam persahabatan.

Mungkin kadang kita perlu sedikit mengorbankan waktu bahkan pulsa hanya untuk sekedar menyapa sahabat kita, meskipun hanya dengan sekedar bertanya "apa kabar sahabatku hari ini?" "sudah makan? ini sudah waktunya makan siang lho, jangan terlalu asik dengan pekerjaan" "jaga dirimu baik2" "hati-hati di jalan".

Mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua.
Kadang, menjaga persahabatan lebih sulit di banding menjalin persahabatan.
Mencari seribu musuh lebih mudah dibanding mencari satu sahabat sejati.

Selasa, 08 Maret 2011

Sahabat Maafkanlah Aku...


Sahabat...
Aku tak mengerti dengan diriku, sungguh ku tak bermaksud tuk menyakitimu,
Aku tahu, kau pasti sakit karena aku,
Aku yang selalu mengedepankan egoku, hingga tak lagi perhatikan perasaanmu,
Kau sahabat terbaik bagiku, namun ku tak bisa menjadi sahabat terbaikmu,
Kau sangat pantas menjadi sahabatku, namun ku tak pantas menjadi sahabatmu,
Kau selalu memberikan senyumanmu, namun aku sering membebanimu,
Kau selalu berusaha membuatku ceria, namun tak jarang ku buat kau merana,
Ku selalu menuntut hak ku sebagai sahabatmu, tapi ku lalai menunaikan hak mu sebagai sahabatmu,
Maafkan aku sahabatku...




Sahabat...
Beberapa kali ku sakiti hatimu, tapi kau tetap menyayangiku,
Beberapa kali ku mengecewakanmu, tapi kau tetap pedulikan aku,
Pantaskah aku menunjukkan wajahku lagi di hadapmu,
Pastaskah aku meminta pertolonganmu lagi,

Sahabat...
Aku malu, sungguh ku malu,
Mengapa itu terulang dan terus terulang,
Kaulah yang paling memahamiku,
Tapi mengapa ku tak jua mau memahamimu,
Sahabat, meski cuma lewat ini ku curahkan, maafkanlah aku...



Ku persembahkan buat sahabatku, sahabat maafkanlah aku

Ruang rindu, 09 Maret 2011

Minggu, 06 Maret 2011

Tentang Hari Ini...



Seharian ini aku mengurung diri di rumah, tak ada semangat tuk pergi jalan atau keluar walaupun hanya sekedar berjalan menatap indahnya mentari hari ini, menghirup segarnya udara minggu pagi ini, aku seakan tak peduli dengan keadaan di sekitarku, malas... hanya satu kata yang ada di fikiranku... malaaaassssssss

Pagi ini pun aku tak pedulikan perutku, aku gak peduli, terserah lapar kah, keroncongan kah, aku gak peduli.
Sampai tengah hari ku hanya menggeletakkan tubuhku di atas kasur lipat di depan tv kecilku.
Seandainya tidak ada kewajiban Shalat, mungkin hal ini berterusan hingga malam bahkan esok pagi, yang terasa badanku cuma lemas, wajar sedari pagi tadi cuma air putih yang masuk ke perutku.

Ku mulai beranjak dari pembaringanku menuju kamar mandi hendak membersihkan tubuhku, setelah kupandangi jam di dinding menunjukkan waktu setengah 2 siang, saatnya shalat fikirku.

Ku lihat wajan, piring kotor masih menumpuk, yaaaaa... meskipun malas ku mulai gosok2 tuh wajan sama piring2 kotor. Beginilah hidup seorang single fighter semua dikerjakan sendiri, mulai dari kerjaan rumah hingga kantor ku kerjakan sendiri.

Siraman air dingin yang menyentuh kulitku, mulai terasa menghanyutkan kantukku. Ya.. terpaan air ini begitu segar kurasa.
Alhamdulillah... semanagat mulai menjalari darah dalam nadiku.
Ku tinggalkan kamar mandi segera beranjak tuk dirikan shalat dzuhur. Seusai shalat ku panjatkan doa singkat, doa yang secukupnya, dasar pemalas memang, meminta yang gak pake bayar aja malas, untung aja Tuhan pun tak malas untuk memberikan Oksigen Nya untuk ku hirup dengan bebas, gratisss lagi.

Perutku pun mulai perih, laper, ya... mulai menuntut ku lagi.
Nasi di magicom masih ada, potongan wortel dan kacang panjang dalam freezer masih ada, telur bebek juga masih tersedia.
Ku mulai cicang bawang putih, bawang merah, tomat dan cabe, panaskan margarin, tanganku dengan tangkasnya memainkan peran sebagai koki. Akhirnya, nasgor ku pun jadi. Lumayan mantap terlihat apalagi di tambah telor mata sapi, lumayan bisa menutupi perutku yang keroncongan di siang ini.

Perjamuankupun usai sudah, tak tau lagi apa yang hendak di kerjakan, bukannya ga ada yang harus dikerjakan cuma kemalasanku melebihi segalanya. Ku baringkan lagi tubuhku di depan tv ku...
Ku coba buka laptopku untuk online liat perkembangan jejaring sosialku, adakah berita atau sesuatu yang baru, tak sadar aku pun terlelap kembali...

Ya... hari ini penuh dengan kemalasan....

Demi... Masa...
Sesungguhnya manusia, kerugian...
melainkan... yang beriman dan yang beramal shaleh...
ingat lima perkara, sebelum lima perkara...
muda sebelum tua,
kaya sebelum miskin,
sihat sebelum sakit...
lapang sebelum sempit....
hidup... sebelum mati...

Selasa, 01 Maret 2011

Arti Sahabat

Apa arti sahabat buat kamu?
(ketik jawaban kalian di komentar blog ini)

Yang jelas sahabat buatku adalah keluarga kedua, keluarga tanpa ikatan darah, tapi ikatan batin.
Seorang sahabat tak bisa dilukiskan dengan kata, sahabat bisa di rasa.
Sahabat punya cinta, tak hanya harta,
Sahabat sejati tidak di dasari oleh materi,
Sahabat tak hanya ada disaat suka namun ada disaat kau lara,
Sahabat jagalah aku di hatimu seperti aku menjagamu di hatiku

Sahabat...
Ketika kau lelah dan tak mampu berdiri, aku akan menopangmu,
karena aku sahabatmu,
Ketika kau sedih dan tak mampu menahan air mata, bersandarlah di pundakku,
karena aku sahabatmu,
Ketika kau resah dan butuh teman bicara, aku kan mendengarkanmu,
karena aku sahabatmu,

Sahabat...
Ketika kau merasa sendiri,
Ingatlah aku disisimu,
Ketika siapapun tak lagi pedulikanmu,
Aku selalu ada untukmu,
Sahabat...
Ingatlah saat kita bersama
Berbagi canda dan tawa
Berbagi suka dan duka




Arti Sahabat
(by Nidji)
tak mudah untuk kita hadapi
perbedaan yang berarti
tak mudah untuk kita lewati
rintangan silih berganti

kau masih berdiri
kita masih di sini
tunjukkan pada dunia
arti sahabat

kau teman sehati
kita teman sejati
hadapilan dunia
genggam tanganku

tak mudah untuk kita sadari
saling mendengarkan hati
tak mudah untuk kita pahami
berbagi rasa di hati

kau adalah..
tempatku membagi kisahku
kau sempurna
jadi bagian hidupku
apapun kekuranganmu