Senin, 02 Mei 2011

Sabar...


Terinspirasi dari sebuah friendster blog (Ofan’s blog) seorang sahabat “Be Patient. Patience is The Most Important of All Things” yang kalau diartikan mungkin demikian “ Bersabarlah. Kesabaran adalah hal paling penting dari segala sesuatu. ”



Banyak sekali kajian-kajian yang membahas tentang sabar, baik di media elektronik, media massa ataupun dalam kajian-kajian majlis taklim.
“Sabar” adalah kata yang sangat umum di dengar, mungkin tak ada satupun orang yang belum pernah mendengar kata ini, meskipun mungkin sebagian besar dari kita belum memahami apa makna sabar itu sendiri, termasuk juga saya. Kita sering berbicara kepada sahabat kita “sabar ya, mudah-mudahan Allah memberikan gantinya yang lebih baik dari pada dia”, “sabar ya, mungkin inilah yang terbaik buat kita”.

Ya... jika kita memahami kata sabar itu dengan betul pastilah bibir kita akan selalu tersenyum, mata kita tak akan meneteskan air mata atas hal-hal kecil.

Sabar hanya biasa kita artikan sebagai “diam/tidak melawan” saat kita disakiti, saat kita dimarahi, saat kita merasa diperlakukan tidak adil atau saat kita mendapatkan suatu kemalangan. Padahal kalau kita fahami secara betul kesabaran itu terdiri dari 3 kondisi yakni sabar dalam ketaatan, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan, sabar dalam menghadapi ujian atau musibah.

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad. Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.

2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang "menyenangkan".

3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.

Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar. (http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-sabar.htm)

Mudah-mudahan artikel ini menjadi bahan renungan buat kita, sehingga kita bisa benar-benar mengartikan kata sabar dan menerapkan nya dalam hidup kita. Aamiin...

Terimakasih saya ucapkan buat saudaraku atas blognya yang banyak memberikan pelajaran. Ya memang betul apa yang engkau katakan saudaraku “Be Patient. Patience is The Most Important of All Things”. Alhamdulillah saya senang bisa mengenalmu dan menjadi saudaramu akhi...

Tidak ada komentar: