Adalah sebuah blog yang menguraikan sisi lain dari kisah perjalanan hidup seorang Deni Hidayat
Minggu, 27 Februari 2011
Mengenal Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK) Anggrek
Chaetanaphothrips orchidii
Nama spesies: Chaetanaphothrips orchidii (Moulton) (=Anaphothrips orchidii =Euthrips orchidii =Physothrips orchidii =Taeniothrips orchidii) Thysanoptera: Thripidae; anthurium thrips.
Hama ini adalah hama polipag yang merusak berbagai jenis bunga, tanaman hias, herbal, buah, sayuran, rumput-rumputan, dan gulma. Tanaman inang hama ini antara lain anggrek, begonia, heliconia, bunga kertas, krisan, kaktus, seledri-seledrian, jeruk, ubi jalar, leci, pisang dan jagung.
Kerusakan yang ditimbulkan
Gejala yang muncul akibat hama ini berbeda pada setiap inang. Pada umumnya trips ini lebih menyukai bagian yang sangat muda, sukulen, buah muda, bunga dan daun.
Gejala kerusakan pada tanaman anggrek terlihat seperti goresan-goresan putih atau parutan pada bagian depan dan belakang kuncup bunga, mengubah bentuk kuncup, memerahkan jaringan yang luka. Pada beberapa kasus kuncup bunga anggrek tidak mekar, daun berubah bentuk dengan goresan kemerahan dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Biologi dan Morfologi:
Serangga dewasa betina C. orchidii memiliki ukuran tubuh 0,8-1,0 mm, berwarna kuning, dan memiliki sayap yang berpola. Pada tanaman inang Anggrek (Anthurium andreanum), telur diletakkan ke dalam jaringan epidermis daun dan akan menetas dalam waktu 7,8 ± 1,4 hari. Imago betina C. orchidii dapat bereproduksi secara partenogenesis dengan menghasilkan sebanyak 80-100 telur per imago betina. Fase perkembangan instar (pradewasa) dan pupa berlangsung selama 19,6 ± 0,8 hari. Siklus hidup C. orchidii mulai dari telur hingga dewasa berlangsung selama 27,4 hari (pada suhu 21,7 ± 0,9°C hingga 27,6 ± 1,5°C). Biologi serangga jantan C. orchidii belum diketahui.
Hama ini termasuk kedalam kategori OPTK A2 yang belum terdapat di Kalimantan.
Daerah sebar hama ini antara lain:
Indonesia : Jawa.
Asia : People Republic of China (Taiwan), India (Kerala, Tamil Nadu, West Bengal), Japan (Honshu, Kyushu), Malaysia, Nepal, Sri Lanka.
Africa : Mauritius, Sao Tome and Principe.
America : Brazil (Minas Gerais), Costa Rica, Dominica, Dominican Republic, Ecuador, Grenada, Guadeloupe, Honduras, Jamaica, Mexico, Puerto Rico, St. Lucia, Suriname, Trinidad and Tobago, USA (California, Florida, Hawaii, Illinois, Louisiana, Massachusetts).
Oceania : Australia (New South Wales, Queensland), Tonga.
Pengendalian:
Pengendalian Preventif:
1. Karantina
2. Pengendalian Biologi
Di Hawai pengendalian biologi ini menggunakan predator: anthocorid bugs, Orius tristicolor , O. persequens dan O. insidiosus , yang merupakan predator umum trips anggrek. Beberapa jenis lacewings, ladybird beetles, dan laba-laba predator dapat mengendalikan nimpa dan trips dewasa. Beberapa cendawan termasuk Paecilomyces spp. dan Verticillium lecanii telah berhasil diisolasi dari beberapa jenis trips dan dapat menginfeksi trips anggrek.
ladybird bug
lacewing
3. Kultur teknis
Membuang bagian tanaman yang terserang dari lapangan atau rumah kasa untuk eliminasi keberadaan trips. Pengendalian gulma, rumput-rumputan, dan stok lama tanaman yang menjadi inang trips ini. Menggunakan bibit bebas trips. Hingga saat ini tidak ada kultivar anggrek yang tahan terhadap trips.
4. Biorasional
Perendaman dalam air panas sebelum tanam pada suhu 120 oF (49 oC ) selama 10 menit dapat menyuci hamakan bibit anggrek dari hama trips. Beberapa kultivar anggrek yang toleran terhadap perlakuan perendaman air panas antara lain: ‘White Lady’, ‘Blushing Bride’, and ‘Kozohara’, namun ‘Ozaki’ tidak tahan terhadap perendaman air panas.
Pengendalian represif:
Pengendalian Kimia
Pembuangan bunga dan daun terserang dari lapangan atau rumah kasa dilakukan untuk meningkatkan penetrasi dan pemerataan pestisida. Karena trips lebih menyukai tanaman muda, titik tumbuh, penyemprotan merata pada bagian bawah tanaman dimana kuncup berkembang sangat perlu diperhatikan sehingga dapat kontak langsung dengan trips.
Aplikasi insektida harus betul-betul diperhatikan, karena fitotoksisitas bisa terjadi pada kondisi panas dan kering. Insektisida kontak dalam bentuk granular lebih efektif pada fase prapupa dan pupa dan terjadi dalam tanah, media dan serasah dekat dengan bagian bawah tanaman inang; namun saat ini tidak ada insektisida granular yang terdaftar untuk tanaman anggrek.
Pada umumnya populasi trips anggrek meningkat selama musim panas dan menurun pada musim dingin, fluktuasi ini di pengaruhi oleh suhu dan curah hujan. Konsekuensinya pengulangan aplikasi penyemprotan sangat diperlukan pada saat musim hujan. Tergantung insektisida yang digunakan, tiga hingga empat kali aplikasi dengan interval 2 minggu mungkin diperlukan untuk melindungi perkembangan bunga baru dari infestasi sedang higga berat.
Referensi:
http://karantina.deptan.go.id/optk
http://www.discoverlife.org/20/q?search=Chaetanaphothrips+orchidii
Di susun oleh: Deni Hidayat, SP
Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin
Jl. Mayjend Sutoyo S. No. 1134 Kalimantan Selatan, Indonesia (70118) Kotak Pos 150
e-Mail: Infokarantina@bakantan.com, bkpbjm@yahoo.or.id
Telp: (0511) 3353980, 7401927
Fax: (0511) 3353980
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar